https://4directionews.blogspot.com/p/tema-kebudayaan-indonesia-menyatukan.html

Kamis, 02 Mei 2024

SUKU BADUY

 

MENGENAL SUKU BADUY: SALAH SATU KEBUDAYAAN BANTEN

Oleh: Shella Putri Adelia

SMA LABORATORIUM UM

 

Sumber gambar: https://boriaboo.photo.blog/2020/03/15/desa-kanekes-baduy/

 

Pernahkah kalian mendengar atau membaca mengenai Suku Baduy? Mungkin beberapa dari kalian sudah tidak asing, ternyata Suku Baduy adalah Masyarakat adat yang hidup di pedalaman Banten, Jawa Barat, Indonesia. Suku Baduy sendiri menarik perhatian masyrakat dikarenakan kehidupan mereka yang menolak perkembangan teknologi dan susah didokumentasikan, sehingga tidak banyak bahkan tergolong sedikit gambar yang memperlihatkan mereka.

Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki keberagaman suku, bahasa, adat istiadat, kepercayaan dan salah satunya adalah Budaya. Banten, sebuah provinsi yang kaya akan keindahan alam dan sejarahnya, ternyata memiliki suku pedalaman yaitu Suku Baduy atau bisa disebut Suku Kanekes, loh kok bisa disebut suku Kanekes? Menurut Sue O’Brien, seorang antropolog, dalam bukunya yaitu The Kanekes: A Hidden Culture in West Java, Suku Baduy kerap dipanggil Suku Kanekes karena mereka mendiami wilayah Bernama Kanekes di Provinsi Banten. Daerah   suku   Baduy   masuk   wilayah   Desa Kanekes,  Kecamatan  Leuwidamar,  Kabupaten  Lebak,  Provinsi Banten. Nama Kanekes adalah Bahasa Sunda yang bermakna daerah terpencil, sangat sesuai ya teman-teman dengan karakteristik Suku Baduy sendiri!

Lantas, bagaimana dengan nama “Baduy”? saying sekali tidak ada jawaban pastinya, namun ada beberapa pendapat mengenai asal usul nama Baduy. Baduy sendiri merupakan Bahasa Sunda yang berarti ‘pengekangan’. Pendapat lain mengatakan bahwa nama “Baduy” bisa saja berasal dari kata “Bedouin”, sebuah ungkapan bahasa Arab untuk kelompok nomaden, mengingat cara hidup masyarakat Baduy yang sederhana dan tradisional. Pendapat di atas merupakan sumber dari buku The Kanekes: A Hidden Culture in West Java. Walau begitu, mereka tidak menyukai panggilan Baduy, mereka lebih senang menyebut dirinya sendiri Urang Kanekes, atau untuk lebih spesifiknya, dipanggil dengan sebutan perkampungan asal masing-masing, seperti Urang Cibeo, Urang Cikartawana, Urang Tangtu, Urang Panamping.

Asal-usul suku Baduy sendiri tidak jelas, dikarenakan sulitnya dokumentasi pada masa itu dan tertutupnya mereka kepada dunia luar. Namun, beberapa sumber mengatakan bahwa suku Baduy sudah berada sejak 5 abad lalu. Seperti yang diketahui, suku Baduy memiliki dua ciri, yaitu Suku Baduy luar dan Suku Baduy dalam. Suku Baduy luar memiliki tingkat interaksi yang lebih tinggi dengan orang luar daripada suku Baduy dalam, Baduy luar jelas lebih terbuka dengan teknologi dan internet, serta pendidikan formal, walaupun begitu, mereka tetap mempertahankan adat istiadat dan aturan tradisinya. Suku Baduy luar memiliki ciri khas pakaian serba hitam dan ikat kepala biru tua.

Sementara itu, suku Baduy dalam menggunakan pakaian serba putih dan ikat kepala putih, ada artinya loh temen-temen! warna putih tersebut menandakan ‘kesucian’, mereka yang tetap memegang teguh adat istiadat dan terus mempertahankan ajaran nenek moyang, serta menolak masuknya teknologi modern, sangat menandakan bahwa mereka begitu menjaga budaya mereka agar tidak luntur. Keren, ya?

Bagaimana dengan pekerjaan mereka, terutama Baduy dalam? Wah, ternyata oh ternyata, pertanian merupakan mata pencaharian utama mereka, dilanjut dengan beberapa yang mengandalkan peternakan untuk sumber dan untuk para perempuan Baduy, mereka melakukan kerajinan tangan seperti tenun, anyaman, dan lainnya. Setelah semua asal usul mengenai suku Baduy, ada satu fact mengenai suku Baduy, yaitu mereka gemar berjalan kaki, berbeda dengan kebanyakkan dari kita, mereka tidak mengenakan alas kaki.

Sumber gambar: mooibandoeng.com dan Instagram @rakacalm

 

Masyarakat Baduy menganut agama yang berbeda dari mayoritas Masyarakat Banten. Mereka menganut Sunda Wiwitan, yang berarti “Sunda mula-mula”. Penyebutan agama Baduy Sunda Wiwitan diawali dengan ritual pemujaan mereka yang disimbolkan dengan Arca  Domas  sebagai  leluhur  mereka. Menurut mereka, agama masyarakat Baduy didasarkan pada ajaran awal suku Sunda, kepercayaan monoteis, penghormatan terhadap roh nenek moyang. Sampai sekarang masyarakat Baduy percaya bahwa arwah nenek moyang jika dirawat akan memberikan   kekuatan lahir batin kepada turunannya. Masyarakat Baduy hingga sekarang masih menganggap   sakral pemujaan kepada nenek moyang atau mereka menyebutnya para Karuhun. Mereka juga meyakini  bahwa Orang Baduy berasal dari khirarki tua, sedangkan orang yang berada di luar  Baduy berasal  dari  turunannya. Alasan  itu yang membuat suku Baduy meyakini bahwa Nabi  Adam  sebagai  manusia pertama di bumi yang berasal dari Baduy. Kepercayaan  khirarki tua ini  membuat  mereka  merasa  bertanggungjawab atas alam serta kelangsungan hidup manusia di dunia. Seluruh keyakinan itu diyakini sebagai Agama Slam Sunda Wiwitan.

Begitulah sedikit gambaran mengenai sejarah suku Baduy, sampai sekarang suku Baduy sudah banyak dikenal dan dijadikan sebagai objek wisata yang ramai dikunjungi, tidak hanya Baduy luar, Baduy dalam juga bisa dikunjungi oleh wisatawan meskipun harus menempuh jarak yang tidak sedikit dan bila sudah memasuki area Baduy dalam, wisatawan dilarang keras untuk mendokumentasikan apapun. Suasana damai jauh dari hiruk pikuk perkotaan, disertai alam yang memukau terasa worth it untuk dicoba lho, teman-teman!

 

Sumber;

https://www.neliti.com/id/publications/58063/identitas-agama-orang-baduy#:~:text=Dari%20hasil%20penelitian%20ditemukan%20bahwa,sinkretis%20antara%20Islam%20dan%20Hindu.

https://www.inilah.com/sejarah-suku-baduy-asal-mula-ciri-rumah-hingga-perbedaan

https://dispar.bantenprov.go.id/

https://www.pramborsfm.com/lifestyle/sejarah-dan-fakta-unik-tentang-suku-baduy-yang-jarang-diketahui/all#google_vignette

https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Badui

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search